10 Muwashofat - Musa Rizal Al Fath
News Update
Loading...

Tuesday, March 31, 2020

10 Muwashofat



Apa sih ciri-ciri pribadi muslim yang ideal ? bagaimana sih cara menjadi muslim yang tagguh ?



Seseorang dikatakan sebagai muslim yang ideal apabila bisa memenuhi sifat yang ada dalam 10 muwashofat. 10 muwashofat adalah sifat atau kepribadian muslim tangguh yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.


Dalam konteks dakwah, setiap pribadi muslim itu berada di tingkatannya masing-masing. Tapi di manapun kita, yang terpenting adalah bagaimana usaha kita untuk selalu berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Berevolusi menjadi yang lebih baik.


Ya meskipun manusia memang tidak diciptakan sempurna, karna manusia diciptakan untuk saling menyempurnakan.


sebagai seorang muslim, sudah sepantasnya kita senantiasa berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Senantiasa belajar dan tak pernah merasa besar.


Untuk itu, mari kita pelajari dan terapkan bersama sifat-sifat pribadi muslim yang ideal yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sifat-sifat tersebut disederhanakan kira-kira menjadi 10 ciri yang disebut dengan 10 muwashofat.


10 muwashofat, apa saja ?


1. Salimul Aqidah

Salimul aqidah yaitu aqidah yang bersih. Aqidah adalah keyakinan atau ketetapan hati seseorang. Jadi, salimul aqidah adalah keyakinan yang lurus/benar yang dimiliki oleh seorang muslim.


Sederhananya, bagaimana kita bisa menjadi seoranag muslim yang selamat jika keyakinan kita saja tersesat ?


Dengan aqidah yang lurus, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat dengan Allah Swt. Aqidah yang lurus ditandai dengan tauhid (keesaan Allah), muraqabah (merasa diawasi Allah), dan niat yang lurus.


Dengan ikatan yang kuat itu, dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan Allah. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah seorang muslim, akan menyertakan segala perbuatannya kepada Allah.


“Katakanlah (Muhammad), sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.” QS. Al-An’am : 162


Berikut contoh penerapan Salimul Aqidah :

1.    Tidak menyekutukan Allah
2.    Mengesakan Allah
3.    Tidak meminta berkah dengan mengusap-usap kuburan
4.    Senantiasa merasa di awasi Allah Swt


2. Shahihul ‘Ibadah

Shahihul ibadah yaitu ibadah yang benar (shahih). Apa syarat ibadah dikatakan ibadah yang benar ? syaraatnya yaitu telah dicontohkan oleh Nabi. Seperti dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Baihaqi dijelaskan “Shalatlah kalian sebagaimana melihatku sholat.”


Dari sini dapat disimpulkan, bahwa semua ibadah yang kita lakukan harus merujuk kepada sunnah Rasulullah Saw yang berarti tidak boleh ditambah, dikurangi, apalagi dimodifikasi.


Kenapa kita harus beribadah ? dalam QS. Az-Zariyat : 56 dijelaskan bahwa “Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar rela beribadah kepadaKu.”


Lalu, apakah setiap ibadah akan diterima Allah ? coba kita baca artikel “Sholatmu Untuk Siapa? di sana tertulis apa itu Qobulul Ibadah (ibadah yang diterima) dan apa saja syarat-syaratnya.


Berikut contoh penerapan Shahihul Ibadah :

1.    Melaksanakan puasa senin kamis
2.    Mengerjakan sholat dhuha sesuai jamnya (tidak habis dzuhur)
3.    Tidak sholat roatib ba’dliah ashar
4.    Amar ma’ruf nahi munkar


3. Mattinul Khuluq

Mattinul khuluq yaitu akhlak yang mulia atau akhlak yang kokoh. Akhlak yang mulia merupakan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Baik dalam hubungannya dengan Allah maupun dengan makhluk-makhluk Allah.


Akhlak yang mulia tanpa disadari akan menjaga diri setiap pribadi muslim. Dengan akhlak yang mulia, secara otomatis attitude  seseorang juga akan terjaga. Tidak hanya itu, seseorang dengan akhlak yang mulia juga akan senantiasa merasa diawasi Allah Swt.


Penerapan sederhana dari mattinul khuluq yang akan memberikan dampak besar dalam kehidupan seseorang salah satunya adalah ghodul bashor (menundukkan pandangan). Mungkin sepele, tapi ketahuilah itu salah satu hal yang banyak dilalaikan oleh pemuda-pemuda jaman sekarang.


Berdasarkan data yang dikutip dari muslimah.or.id, Para pakar akhlak bertutur bahwa mata dan hati itu berkaitan erat. Bila mata telah rusak dan hancur, maka hatipun akan rusak dan hancur. Hati ini bagaikan tempat sampah yang berisikan segala najis.


Kalau kita membiarkan pandangan lepas, berarti kita memasukkan kegelapan ke dalam hati. Sebaliknya, bila kita menundukkan pandangan karena Allah berarti kita memasukkan cahaya ke dalamnya.


4. Qawwiyul Jism

Qawwiyul jism yaitu fisik yang kuat. Fisik yang kuat berarti seorang muslim mempunyai daya tahan tubuh sehingga bisa melaksanakan ajaran Islam dan menjaga Islam itu sendiri secara optimal.


Ibadah-ibadah seperti haji dan menyampaikan ajaran islam kepada masyarakat (dakwah) juga dilaksanakan dengan fisik yang tangguh, apalagi jihad di jalan Allah.


Untuk itu, kesehatan dan kekuatan jasmani harus senantiasa di jaga dan ditingkatkan oleh setiap pribadi muslim. Dengan fisik yang kuat kita bisa berjuang dengan maksimal, dengan fisik yang sehat kita akan lebih kebal terhadap penyakit.


Dalam hadits pun juga dikatakan “Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang lemah” (HR. Muslim)


Berikut contoh penerapan Qawwiyul jism :

1.    Olahraga rutin
2.    Ikut beladiri
3.    Makan dengan teratur
4.    Istirahat yang cukup


5. Mutasaqoful Fikr

Mutasaqoful fikri yaitu berpengetahuan luas. Baik itu kecerdasan intelektual (IQ) maupun kecerdasan emosional (EQ). Hal ini sudah jelas mengapa setiap pribadi muslim harus memiliki pengetahuan yang luas.


Memang sudah menjadi kewajiban seorang muslim untuk menuntut ilmu. Sama seperti yang sudah dikatakan di atas, teruslah belajar dan jangan merasa besar. Bukankah dalam teori-teori kesuksesan pun juga banyak disampaikan "jangan berhenti dan terus berjuang" ? bahkan salah satu sifat Rasul adalah fathonah (cerdas) bukan ?


Banyak sekali keutamaan dari menuntut ilmu. Selain dihitung sebagai amal kebaikan kita, menuntut ilmulah yang akan menghantarkan kesuksesan di masa yang akan datang. Dan juga ilmulah yang akan menjaga kita dan menjaga apa yang kita punya.


Contoh penerapan dari Mutasaqoful fikri ya tentunya dengan menuntut ilmu. Dengan terus belajar kemudian mengamalkannya. Belajar nggak ada ruginya kok, apalagi salah satu amal yang tidak akan terputus meski kita telah meninggal dunia adalah ilmu yang bermanfaat.


6. Mujahadah An Nafs

Mujahadatun Linafsihi yaitu berjuang melawan hawa nafsu. Hal ini sudah sering kita dengar dalam kehidupan kita, mungkin dari pelajaran sekolah, mungkin dari kajian-kajian, maupun ajakan untuk tidak memperturutkan hawa nafsu.


Melawan hawa nafsu memang enggak mudah, apalagi ketika iman kita sedang lemah. Terutama para remaja yang sedang berada dalam period of strom.


Apa itu period of strom ? menurut psikologi, period of strom adalah sebutan untuk periode/masa/waktu yang penuh dengan gejolak yang dialami oleh remaja sebagai masa transisi antara anak-anak menuju dewasa.


Kenapa disebut masa yang penuh dengan gejolak ? karena pada masa itu, remaja sedang proses mencari jati dirinya. Dia mengexplore seluas-luasnya. Dan dalam kondisi itu pula, emosi dan nafsu seseorang berada dalam puncaknya, tidak stabil dan mudah berubah-ubah.


Maka dari itu, ada ungkapan “orang hebat bukan orang yang bisa melakukan segalanya, tapi orang yang mampu melawan hawa nafsunya”. Terutama remaja nih, kalau kita bisa menahan beratnya melawan hawa nafsu kita diantara melesatnya budaya kekinian di era globalisasi yang semakin tak terbendung, insyaallah surga di depan mata.


Ayo semangat, kita kuat... kita tunggu yang halal aja ya, hehe.


Melawan hawa nafsu juga berkaitan erat dengan sifat atau ciri nomor 3 di atas (matinul khuluq). Attitude yang baik, akhlak yang baik ditentukan oleh bagaimana kita bisa tidak memperturutkan hawa nafsu.


Berikut contoh penerapan Mujahadatun Linafsihi :

1.    Berani tampil beda (diantara merebaknya budaya barat)
2.    Tidak tegoda dengan harta, tahta, dan wanita
3.    Menjaga diri dan menjauhi zina


7. Harisun ‘Ala Waktih

Harisun ‘ala waktihi yaitu tertata urusannya atau pandai dalam mengatur waktu. Perkara waktu memang sangat krusial, Ada yang bilang “waktu adalah pedang”. Bisa memberikan manfaat bisa juga malah melukai, ya itu tergantung bagaimana si pemilik dari waktu itu sendiri.


Ingat, waktu itu terus berjalan, cepat berlalu dan tak dapat dihentikan. Oleh katena itu, setiap muslim dituntut untuk menejemen waktunya dengan baik.


Ya meskipun kita tidak perlu terburu-buru dalalam mengatur waktu kita, coba baca “Hanya Soal Waktu” yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menata waktu kita. jika waktu kita tertata, urusan-urusan kita juga tertata, jika urusan tertata maka pikiran kita juga akan ringan, tenang, dan tanpa beban.


 Berikut contoh penerapan Harisun Ala Waktih :

1.    Memenejemen waktu sebaik mungkin
2.    Disiplin dalam waktu (on time)
3.    Memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk hal-hal yang bermanfaat


8. Munazhzhamun Fi Syunihi

Munzhzhamun fi Syunihi yaitu terartur dalam suatu urusan. Maksudnya, seorang muslim harus disiplin (teratur) dalam mengerjakan segala kegiatannya maupun kewajiban-kewajiannya. Baik dalam hal ibadah maupun dalam hal dunia.


Semua dilakukan dengan profesional, sungguh-sungguh dan dengan penuh tanggungjawab. Sehingga dapat menyelesaikan urusannya dengan baik dan hasilnya dapat maksimal.


Sifat ini berkaitan dengan sifat nomor 7 yaitu harisun ala waktihi (pandai dalam mengatur waktu). Jika dua sifat ini kita kabungkan, maka kita akan bisa menata segala urusan kita dan mengerjakannya sesuai dengan waktunya maisng-masing.


Ini merupakan salah satu sifat yang dapat menumbuhkan habit atau kebiasan-kebiasan yang baik.


Oiya, bicara soal teratur. Ada sebuah hadits yang menjelaskan bahwa amalan yang paling dicintai Allah Swt adalah amalan yang continue walaupun sedikit.


“Akhabbul ‘amali ilallhi ta’ala ad’wamuha wa in kolla”


Jadi, amalan yang sedikit tapi continue itu lebih dicintai Allah daripada amalan yang besar tapi cuman sesaat.


Ada juga yang bilang, ketika kita sudah melakukan amalan selama 40 hari berturut-turut maka semisal setelah 40 hari tersebut kita meninggalkan amalan tersebut karnena udzur syar’i maka kita akan tetap mendapatkan pahala amalan itu meski kita tak melakukannya.


Luar biasa bukan ? maka ayo, mulai beramal meski sedikit yang penting continue.


9. Qodirun Ala Kasbi

Qodirun ala kasbi yaitu mandiri (independent). Menurut KBBI, “mandiri” artinya dapat berdiri sendiri. Mandiri adalah sikap untuk tidak menggantungkan keputusan kepada orang lain.


Yah... kenapa kita harus mandiri ? coba kita pahami sifat nomor 10 dari artikel ini “Naafi’un Lighoirihi” yang artinya bermanfaat untuk orang lain. Sekarang gini, 



Jika mengurus diri kita sendiri saja belum bisa, bagaimana kita bisa memberikan manfaat untuk orang lain ?


Itulah mengapa setiap muslim harus bisa hidup mandiri dan tidak membebani orang lain. Mandiri bukan berarti jomblo selamanya lho ya. Mandiri dalam artian hidup kita tidak bergantung kepada orang lain, kita bisa menjadi pribadi yang free (independent). Terutama dalam urusan ekonomi. Jangan sampai karna urusan ekonomi, kita malah menjual agama dan harga diri kita.


Berikut contoh penerapan qodirun ala kasbi:

1.    Mempunyai pekerjaan
2.    Punya skill (sesuai passion kita masing-masing)


10. Naafi’un Lighoirihi

Naafi’un Lighoirihi yaitu bermanfaat untuk orang lain. Ada hadits mengatakan “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”. Hadits tersebut menunjukan bahwa Rasulullah menganjurkan seorang muslim untuk senantiasa berbuat baik kepada orang lain.


Ini menjadi indikator bagaimana menjadi mukmin yang sebenarnya. menjadi salah satu sifat dari sepuluh muwashofat. Eksistensi manusia sebenarnya ditentukan oleh kemanfaatannya bagi orang lain.


Setiap perbuatan sebenarnya akan kembali kepada orang-orang yang berbuat. Ada yang bilang “yang kita tanam, itulah yang kita petik” Seperti kita memberikan manfaat untuk orang lain, maka manfaat itu akan kembali kepada diri kita.


“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri”
QS. Al-Isra’ : 7


Seperti yang sudah disinggung di atas, ada 3 amalan yang akan tidak terputus meskipun kita sudah meninggal dunia.
1.    Amal jariah
2.    Ilmu yang bermanfaat
3.    Do’a anak sholeh


Bicara soal kebermanfaatan, mungkin ada yang bertanya, mengapa Naafi’un Lighoirihi atau bermanfaat untuk orang lain berada di nomor 10 padahal bukankah bermanfaat untuk orang lain merupakan salah satu hal yang utama ?


Ya, sebagai seorang muslim, bermanfaat untuk orang lain merupakan salah satu tujuan atau misi yang harus kita selesaikan. Tapi itu dilakukan setelah kita sudah clear dengan urusan-urusan pribadi kita.


Kita dituntut untuk bersikap disiplin, tekun, bertanggungjawab, dan bersungguh-sungguh mulai dari menuntut ilmu sampai menyelesaikan segala urusan dengan memenejemen waktu sebaik mungkin.


Dengan begitu, kita akan jadi punya banyak kesempatan untuk memberikan manfaat kepada orang lain secara maksimal tanpa mengurangi atau membebani hidup kita sendiri, karna urusan kita sudah tertata, sudah selesai.


Ingat, Allah kan memerintahkan kita untuk melunasi hutang-hutang kita terlebih dahulu sebelum kita berinfaq atau sodaqoh. Segera selesaikan urusan pribadi kita dulu, lalu berikan manfaat untuk orang lain.


Bermanfaat bagi orang lain menjadi penutup dari tulisan ini. Di akhir tulisan ini, alhamdulillah kita telah selesai mempelajari 10 ciri atau sifat pribadi seorang muslim yang ideal yang disebut dengan 10 muwashofat.


1.    Salimul aqidah
2.    Shahihul ibadah
3.    Mattinul khuluq
4.    Qawwiyul jism
5.    Mutasaqoful fikri
6.    Mujahadatun Linafsihi
7.    Harisun ‘ala waktihi
8.    Munzhzhamun fi Syunihi
9.    Qodirun ala kasbi
10. Naafi’un Lighoirihi


10 sifat tersebut itu kayak semacam the perfection, sebuah kesempurnaan. Udah aqidah nya selamat, ibadahnya benar, akhlaknya baik, fisiknya kuat, mandiri, cerdas, waktu dan urusannya tertata, bermanfaat lagi buat orang lian. Masyaallah, idamanlah pokoknya.


Yahh.. semoga kita bisa bisa menerapkan 10 sifat tersebut dalam kehidpan kita ya. Paling enggak, kita berusaha semaksimalnya untuk bisa menerapkan 10 sifat tersebut. Ga usah banyak-banyak, 10 itu aja udah cukup kok, hehe..


Semoga tulisan ini bermanfaat, dapat manambah ilmu dan wawasan kita, maaf jika ada salah, dan silahkan sisipkan pikiran maupun pendapat teman-teman di kolom komentar ya

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
didedikasikan untuk diri sendiri.
Done