Mungkin semua yang akan terjadi hanyalah sebuah mimpi. Hidup tanpa mengerti tujuan dan arah pasti. Berjalan menyusuri alur hidup yang penuh dengan ilusi. Tersesat ? bisa jadi. Yang datang pasti akan pergi, yang pergi pasti akan kembali. Meskipun hanya sebatas mengembalikan keriduan hati. Paling tidak, kita harus mampu untuk tetap berdiri.
Kita selalu berharap untuk segera melewati suatu masa yang tengah terjadi. Kita dihantui dengan kelelahan jasmani, kelelahan hati, dan dipenuhi dengan kebingungan-kebingungan akan masa depan yang membuat kita kehilangan ketenangan hati. Kita berasumsi, kita memprediksi, sepertinya itu menarik, ini melelahkan, andai semua ini cepat berlalu.
Hingga masa itu tiba, semua realita tak sesuai dengan apa
yang kita kita. Yang awalnya kita kira menarik, kita kira baik, pada
kenyataannya tak semudah yang kita duga. Masa itu benar-benar sama seperti yang
kita impikan di masa lalu. Tapi entah kenapa, ada yang aneh. Kita tak bisa
mengontrol rasa yang ada di dalam hati kita.
Saat kita dilanda kelelahan, kita hanya ingin semua
segera berakhir. Namun saat semua telah berakhir, kita justru ingin kembali ke
masa-masa perjuangan. Aneh memang, ABSTRAK. Semua realita tak sesuai dengan
yang kita kira sebelumnya. Padahal kita sudah menyusun rencana sedemikian rupa.
Nanti kalau gini, kita bakal gitu dan seterusnya. Tapi apalah daya, kadang
rencana hanya sebuah wacana.
Semua memang abu-abu. Kita bisa saja memprediksi, kita
bisa saja mengharapkan suatu hal untuk terjadi atau tidak terjadi. Tapi satu
hal yang pasti, soal rasa yang ada di dalam relung hati kita, itu sudah diluar
batas kemampuan kita.
“Jangan lupa, semakin banyak berharap, akan semakin banyak luka.”
Senang, sedih, hopefull, hopeless, semuanya muncul dengan
sendirinya. Bisa datang secara tiba-tiba. Bisa juga pergi begitu saja. Apakah
ini yang dinamakan dunia ya..? ah entahlah. Jutaan kata tak akan mampu
menjelaslaskan semuanya. Kita dituntut untuk paham tanpa harus tahu akhir yang
kita rasakan.
Sepertinya, Tuhan tengah menerangkan kepada kita semua.
Bahwa kita nggak boleh nge judge sesuatu itu baik atau buruk seenak jidat kita.
Ustadz Hanan juga sering bilang kan, #noajudgement. Kita boleh berprasangka,
tapi sebaik-baik prasangka adalah berprasangka baik. Baik kepada Allah maupaun
kepada makhluk.
Kita tak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi bukan ?
bisa saja di siang hari kita melihat seseorang melakukan suatu kesalahan, namun
kita tak tahu, bisa jadi malamnya dia sudah bertaubat kepada Allah. Siapa yang tahu
? bahkan soal perasaan kita sendiri saja kita sering kali salah
menerjemahkannya kan ?
Baca
juga : sebening prasangka
Dalam kehidupan kita yang nyatanya penuh dengan keraguan,
penuh dengan stigma-stigma, penuh dengan asumsi, prediksi, yang memang masih
abu-abu dan nggak ada yang pasti ini. Yang penting kita jangan sampai pasrah,
kita jangan berhenti melangkah. Kita harus tetap kuat berdiri, jangan berhenti
di sini.
Perjalanan kita masih panjang. Kesempatan yang ada jangan
disia-siakan. Di luar sana ada orang-orang yang menunggu kita berada dalam
kesuksesan. Ada orang-orang yang harus kita bahagiakan. Ada orang yang harus kita perjuangkan.
Ya walaupun dalam prosesnya, memang nggak akan mudah.
Hati mudah berubah-ubah. Kecewa, lelah,
itu warna dalam sebuah perjuangan. Suatu saat nanti, itu semua pasti akan kita
rindukan. Yakin, semua akan berakhir dengan kebahagiaan.
Jangan menyerah sampai titik darah penghabisan.
Percayalah, saat kamu merasa tak berguna, di luar sana banyak orang yang
bersyukur bisa mengenalmu, ada orang yang ingin jadi sepertimu.
Baca
juga : Terbang Menyelam
Ingat ! tempat kita bukan di sini, tempat kita di
kehidupan setelah ini. Esempe,
kehidupan kita bukan di masa esempe,
masa esempe adalah masa perjuangan agar kita bisa menikmatinya di masa esema, bisa masuk esema favorit itu
kebahagiaan.
Esema,
esema emang
indah, tapi kehidupan kita sesungguhnya bukan di esema, tapi di kehidupan
setelahnya, kuylah. Siapa sih yang
nggak pengen bisa kuylah di PTN
favorit ? begitu seterusnya, termasuk kehidupan dunia kita. adalah masa
perjuangan menuju kehidupan setelahnya.
“Teruslah belajar, dan jangan pernah merasa besar”
Semua pencapaian yang sudah kita terima, belum seberapa.
Masih ada banyak hal yang harus kita perjuangkan. Masih banyak yang harus kita
bahagiakan. Masih banyak orang yang membutuhkan diri kita. kita harus terus
berjuang. BE THE NEXT LEVEL and always remember, Dalam lomba lari, diam sama
dengan mundur.
Soal masa depan, nggak usah khawatir, seperti pada “Belum Juga Berjuang” pernah tertulis bahwa tugas kita berjuang, bukan menang. Semua
penuh dengan kemungkinan. Yang pasti kita harus terus berjuang.
Sejauh apapun itu, seberat apapun itu, sesulit apapun
itu, tidak ada yang mustahil. Semua mudah bagi Allah. Jadi nggak usah resah,
bukankah jarak kemenangan hanya berkisar kening dan sajadah ?
Kita boleh dijatuhkan, kita boleh dilemahkan, kita boleh
dihancurkan. Tapi bangkitlah, tetap tersenyum dan jadilah pribadi yang semakin
kuat dan semakin baik. Dan jangan lupa,
“Kemanapun kita melangkah, sejauh apapun kita pergi, kita tahu kemana kita harus pulang”
astaghfirullah kuylah... :v
ReplyDeletewkwkwk.. canda euy
Delete